Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Isak Tangis Sang Alam


Manakala hati sudah tak bisa membendung lagi kerisauan

Saat batin sudah tak bisa menampung lagi kekesalan
Ketika jiwa sudah tak sanggup menahan lagi kepenatan
Semua terkapar dan hanya mampu berpasrah diri kepada Tuhan yang tidak tuli
Adakah kesadaran yang dirasa oleh umat manusia
Perih, pekik, rasa bernanah membelit hati ketika umat manusia menyombongkan diri
Bukankah mereka hidup diatas pijakan suci ?
Bukankah mereka tinggal di alam yang teramanati ?
Andai waktu bisa diputar lagi, ketika semua diatur dan diamanati
Alam akan meminta untuk hidup didalam manusia
Bukan manusia yang hidup di silhuet alam
Alam kecewa dengan semua tingkah manusia yang tanpa skenario
Mereka menari diatas isak tangis Sang Alam yang telah rusak dan renta
Kerusakan tanpa perawatan, kejahatan tanpa kepedulian
Merasa benar dalam bertingkah, merasa salah dalam kebenaran
Siapakah yang harus disalahkan ?
Apakah Tuhan yang telah menciptakan semuanya ?
Apakah manusia yang telah menghancurkan seluruhnya ?
Ataukah Alam sendiri yang harus disalahkan karena mengeluh dengan keadaan ?
Tangisan alam tak terbendung lagi, murka namun tak ada daya
Hanya mampu berdoa dan berharap kembali kepada Tuhan yang tidak tuli
Agar semua bisa kembali dan teratasi.
 Sejenak hati mengucapkan beribu kata amin.
Created : 
Yuni Kulsum 
Anggota Ekstrakurikuler BOKIR
SMAN 1 Cibeber

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar